Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini


Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.


Pendidikan anak usia dini menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan 5 perkembangan, yaitu :
1.      Perkembangan moral dan agama,

2.      Perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),

3.      Kecerdasan/kognitif (daya pikir, daya cipta),

4.      Sosio emosional (sikap dan emosi) bahasa dan komunikasi,

5.      Sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan sesuai kelompok usia yang dilalui oleh anak usia dini.


Tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu:
1.      Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan pada masa dewasa.
2.      Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah, sehingga dapat mengurangi usia putus sekolah dan mampu bersaing secara sehat di jenjang pendidikan berikutnya.

Ruang Lingkup Pendidikan Anak Usia Dini
1.      Infant (0-1 tahun)
2.      Toddler (2-3 tahun)
3.      Preschool/ Kindergarten children (3-6 tahun)
4.      Early Primary School (SD Kelas Awal) (6-8 tahun)

Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini 

Berdasarkan hasil penelitian sekitar 50% kapabilitaas kecerdasan orang dewasa telah terjadi ketika anak berumur 4 tahun, 80% telah terjadi perkembangan yang pesat tentang jaringan otak ketika anak berumur 8 tahun dan mencapai puncaknya ketika anak berumur 18 tahun, dan setelah itu walaupun dilakukan perbaikan nutrisi tidak akan berpengaruh terhadap perkembangan kognitif.

Hal ini berarti bahwa perkembangan yang terjadi dalam kurun waktu 4 tahun pertama sama besarnya dengan perkembangan yang terjadi pada kurun waktu 14 tahun berikutnya. Sehingga periode ini merupakan periode kritis bagi anak, dimana perkembangan yang diperoleh pada periode ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan periode berikutnya hingga masa dewasa. Sementara masa emas ini hanya datang sekali, sehingga apabila terlewatkan berarti habislah peluangnya.

Menurut Byrnes, pendidikan anak usia dini akan memberikan persiapan anak menghadapi masa-masa ke depannya, yang paling dekat merupakan menghadapi masa sekolah. “Saat ini, beberapa taman kanak-kanak sudah meminta anak murid yang mau mendaftar di sana sudah bisa membaca dan berhitung. Di masa TK pun sudah mulai diajarkan kemampuan bersosialisasi dan problem solving. Karena kemampuan-kemampuan itu sudah bisa dibentuk sejak usia dini,” jelas Byrnes.

Selanjutnya menurut Byrnes, bahwa pendidikan anak usia dini itu penting, karena di usia inilah anak membentuk pendidikan yang paling bagus. Di usia inilah anak-anak harus membentuk kesiapan dirinya menghadapi masa sekolah dan masa depan. Investasi terbaik yang bisa Anda berikan untuk anak-anak merupakan persiapan pendidikan mereka di usia dini.

Ada dua tujuan mengapa perlu diselenggarakan pendidikan anak usia dini, yaitu:

-        Tujuan utama: untuk membentuk anak yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa.

-    Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.

Jelasnya, pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.

Perbedaan anak yang mendapatkan pendidikan anak usia dini dengan anak yang tidak mendapatkan pendidikan anak usia dini?

Menurut Byrnes (Peraih gelar Woman of the Year dari Vitasoy di Australia) di lembaga pendidikan anak usia dini yang bagus, anak-anak akan belajar menjadi pribadi yang mandiri, kuat bersosialisasi, percaya diri, punya rasa ingin tahu yang besar, bisa mengambil ide, mengembangkan ide, pergi ke sekolah lain dan siap belajar, cepat beradaptasi, dan semangat untuk belajar.

Sementara, anak yang tidak mendapat pendidikan usia dini, akan lamban menerima sesuatu. Anak yang tidak mendapat pendidikan usia dini yang tepat, akan seperti mobil yang tidak bensinnya tiris. Anak-anak yang berpendidikan usia dini tepat memiliki bensin penuh, mesinnya akan langsung jalan begitu ia ada di tempat baru. Sementara anak yang tidak berpendidikan usia dini akan kesulitan memulai mesinnya, jadinya lamban.

Tidak bisa dipungkiri bahwa pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan strategis dalam pembangunan sumber daya manusia. Begitu pentingnya pendidikan ini tidak mengherankan apabila banyak negara menaruh perhatian yang sangat besar terhadap penyelenggaraan pendidikan ini hingga pemerintah Indonesia pun memberikan layanan pendidikan gratis hingga tingkat SMP.

Tips Pendidikan Anak Usia Dini

1.    Pertama, orang tua harus memahami kemampuan anak Anda. Anda perlu memahami kemampuan mereka sebelum mengajari mereka sesuatu yang baru. Setiap anak memiliki kebutuhan, kemampuan dan kekuatan yang berbeda. Sangat penting untuk memahami anak Anda sendiri karena tiap anak mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dan proses belajarnya/memahami pun berbeda.

2.  Pastikan bahwa lingkungan tempat anak Anda belajar merupakan lingkungan belajar yang baik/nyaman. Karena lingkungan sangat mempengaruhi kemampuan seorang anak untuk belajar. Jika anak merasa nyaman mereka dapat berkonsentrasi lebih baik dalam belajar.


3.   Pastikan bahwa anak Anda aman. Jangan memarahi mereka jika mereka membuat kesalahan, karena kesalahan merupakan langkah pertama untuk memperbaiki kesalahan. Biarkan anak-anak belajar dari kesalahan mereka. Ini membantu mereka belajar progresif dan memperkuat landasan pendidikan mereka. Cobalah untuk menjaga kepentingan mereka dengan membuat proses belajar menyenangkan.

4.   Membantu anak berprestasi dengan meningkatkan kemampuan mereka. Membuat mereka belajar untuk mengharapkan lebih dari apa yang mereka bisa. Dorong mereka untuk menjadi lebih baik tetapi jangan sampai terlalu memaksa mereka. Pikirkan kemampuan anak untuk menjadi lebih baik dan kemudian menetapkan batas yang realistis bagi mereka untuk mencapainya.


5.   Jika Anda benar-benar ingin anak Anda belajar, Anda perlu bersabar. Pikiran anak-anak masih berkembang dan Anda harus memberi mereka waktu. Anda harus konsisten dalam usaha Anda dan harus mengajar mereka bukan untuk kepentingan itu, tapi untuk memastikan bahwa mereka belajar sesuatu. Membangun ikatan positif dengan anak Anda sehingga dia merasa nyaman belajar dengan Anda. Jika Anda terlalu sibuk atau bersikap kasar kepadanya, anak Anda mungkin akan takut kepada Anda. Ini akan menghambat proses belajar dan anak mungkin akan kehilangan minat dalam pendidikannya.

6.    Sebagai orang tua, Anda harus aktif dalam membimbing anak dan memastikan mereka mendapatkan lembaga pendidikan yang tepat. Temukan sekolah terbaik untuk mereka, tapi Anda tetap harus membimbing mereka sepulang dari sekolah dan membantu mereka serta mengajarkan mereka hal-hal baru untuk mereka pahami. 

Artikel Terkait Pendidikan

Sumber 1 dan 2


TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP NEGERI 2 PLERET TAHUN 2013
Oleh: Wahyu Widayat/ Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi/Jurusan Pendidikan Keolahragaan/Fakultas Ilmu Keolahragaan/Universitas Negeri Yogyakarta

 

Abstrak

Di SMP Negeri 2 Pleret siswa peserta ekstrakurikuler sepakbola belum diketahui tingkat keterampilan bermain sepakbolanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keterampilan gerak dasar bermain sepakbola siswa peserta ekstrakurikuler di SMP Negeri 2 Pleret tahun 2013. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif menggunakan metode survei pengambilan data dengan teknik tes dan pengukuran. Subjek pada penelitian ini adalah siswa peserta ekstrakurikuler yang berjumlah 20 siswa. Teknik pengumpulan data mengunakan tes kecakapan bermain sepakbola David Lee yang dimodifikasi oleh Subagyo Irianto. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif persentase. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan diperoleh tingkat keterampilan gerak dasar bermain sepakbola siswa peserta ekstrakurikuler di SMP Negeri 2 Pleret tahun 2013 dalam katagori “baik sekali” dengan presentase sebesar 40% (8 siswa), katagori “baik” sebesar  25% (5 siswa), katagori “sedang” sebesar 25% (5 siswa), katagori “kurang” sebesar 5% (1 siswa), dan katagori “kurang sekali” 5% (1 siswa). Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa tingkat keterampilan gerak dasar bermain sepakbola siswa peserta ekstrakurikuler sepakbola di SMP Negeri 2 Pleret tahun 2013 dalam kategori baik.

Kata kunci: keterampilan gerak dasar sepakbola, ekstrakurikuler, siswa SMP



Pendidikan

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak (belajar sendiri). Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi menjadi beberapa tahap seperti prasekolah (PAUD/TK), sekolah dasar, sekolah menengah dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang.

Filosofi pendidikan

Pendidikan sudah dimulai ketika seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Namun pendidikan saat ini bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membacakan bacaan kepada bayi selama usia mengandung dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran.

Fungsi pendidikan

Menurut Horton dan Hunt, lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi yang nyata (manifes) berikut:
1.      Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah.
2.      Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi kepentingan masyarakat.
3.      Melestarikan kebudayaan.
4.      Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi.

Fungsi lain dari lembaga pendidikan adalah sebagai berikut.

1.      Mengurangi pengendalian orang tua. Melalui pendidikan, sekolah orang tua melimpahkan tugas dan wewenangnya dalam mendidik anak kepada sekolah.
2.      Menyediakan sarana untuk pembangkangan. Sekolah memiliki potensi untuk menanamkan nilai pembangkangan di masyarakat. Hal ini tercermin dengan adanya perbedaan pandangan antara sekolah dan masyarakat tentang sesuatu hal, misalnya pendidikan seks dan sikap terbuka.
3.      Mempertahankan sistem kelas sosial. Pendidikan sekolah diharapkan dapat mensosialisasikan kepada para anak didiknya untuk menerima perbedaan prestise, privilese, dan status yang ada dalam masyarakat. Sekolah juga diharapkan menjadi saluran mobilitas siswa ke status sosial yang lebih tinggi atau paling tidak sesuai dengan status orang tuanya.
4.      Memperpanjang masa remaja. Pendidikan sekolah dapat pula memperlambat masa dewasa seseorang karena siswa masih tergantung secara ekonomi pada orang tuanya.

Empat macam fungsi pendidikan menurut David Popenoe

1.      Transmisi (pemindahan) kebudayaan.
2.      Memilih dan mengajarkan peranan sosial.
3.      Menjamin integrasi sosial.
4.      Sekolah mengajarkan corak kepribadian.
5.      Sumber inovasi sosial.


Bagian penutup

Kegiatan Penutup
Alokasi waktu : 10 menit
Materi              : Pengenalan Lempar Cakram
Metode            : Komando
Materi pendidikan yang akan diberikan adalah sebagai berikut :

No
Gambar
Keterangan
1
Formasi
X
X            X
X            O          X
X                         X
X            X
X
    Ket :
  O – Guru
  X – Siswa

-          Untuk kegiatan pendinginan yang pertama adalah menggunakan sebuah permainan kecil untuk melatih konsentrasi. Hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat formasi lingkaran dengan cara siswa saling berpegangan tangan membentuk sebuah lingkaran. Setelah lingkaran terbentuk seluruh siswa menghadap ke dalam lingkaran.
-          Permainan ini menggunakan alat berupa bola tenis, dimana setiap siswa memegang 1 buah bola.
-          Peraturannya sederhana, ketika guru menyebutkan angka ganjil maka bola diputarkan searah jarum jam dengan cara memberikan pada teman disampingnya. Kemudian jika guru menyebutkan angka genap maka putaran berlawanan arah dengan jarum jam.
2
Formasi
O
X X X X X
X X X X X
    Ket :
  O – Guru
  X – Siswa
-          Setelah selesai melakukan permainan diatas seluruh siswa dibariskan rapi kemudian saling berhadapan berpasangan dua orang.




-          Gerakan yang pertama dilakukan adalah kaki dibuka lebar, badan agak membungkuk ke depan. Kedua tangan berada di bahu/pundak teman pasangannya. Lakukan dorongan ke bawah. Hitungan 1-8.
-          Selanjutnya kedua pasangan menghadap ke kanan, kedua tangan berpegangan dengan pasangan masing-masing. Satu kaki lurus dan kaki yang lainnya agak ditekuk. Lakukan tarikan. Hitungan 1-8. Setelah selesai kemudian balik arah kebalikannya.
-          Gerakan selanjutnya yaitu saling membelakangi, tangan siswa saling berkaitan. Salah satu siswa mengangkat/menggendong pasangannya sampai membungkuk. Hitungan 1-8. Setelah selesai kemudian bergantian dengan teman yang lain.
3
Formasi
O
X X X X X
X X X X X
     Ket :
  O – Guru
  X – Siswa

-          Yang terakhir pada kegiatan penutup adalah evaluasi. Siswa kembali dibariskan dengan rapi kemudian guru memberikan evalusai mengenai materi yang telah disampaikan.
-          Setelah selesai melakukan evaluasi guru mengakhiri proses pembelajaran dengan membaca doa menurut agama dan kepercayaan masing-masing.